Kamis, 21 Oktober 2010

BAB II PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Diposting oleh Unknown di 21.36
Perkembangan Penduduk Dunia

Pada awal Masehi, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 200 juta jiwa. Pada tahun 1650 jumlahnya meningkat menjadi 550 juta jiwa. Dilihat dari laporan PBB, jumlah penduduk dunia sampai akhir 2002 telah mencapai 6.2 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk di negara-negara berkembang menjadi berjumlah ± 5 miliar jiwa.
Perkembangan secara umum penduduk dunia semakin besar dan diprediksikan pada suatu masa akan terjadi peledakan penduduk dunia karena banyaknya bayi yang lahir (baby boom). Kekhawatiran ini sudah mulai dipikirkan oleh para pemikir waktu diantaranya: Thomas Robert Malthus, Meadow, Warren Thompson dan Frank.

Di bawah ini adalah tabel pertumbuhan penduduk :
TAHUN JUMLAH PENDUDUK PERKEMBANGAN PER-TAHUN

1830 1 MILYARD -
1930 2 MILYARD 1 %
1960 3 MILYARD 1.7 %
1975 4 MILYARD 2.2 %
987 5 MILYARD 2 %
1996 6 MILYARD 2 %
2006 7 MILYARD 2 %
Sumber : Iskandar N. Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk semakin cepat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat.

Penggandaan Penduduk Dunia

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk semakin cepat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat. Cepatnya pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut:

TAHUN PENGGANDAAN PERKIRAAN PENDUDUK DUNIA WAKTU

800 SM 5 JUTA -
1650 TAHUN 500 JUTA 1500
1830 TAHUN 1 MILYARD 180
1930 TAHUN 2 MILYARD 100
1975 TAHUN 4 MILYARD 45

Sumber : Ehrlich, Paul, R, el al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.

Dari tabel diatas, dapat diambil bahwa dari tahun 1830-1930 pada kurun waktu 100 tahun mengalami penggandaan penduduk, sedangkan dari tahun 1930-1975 pada kurun waktu hanya 45 tahun telah mengalami penggandaan. Ini menunjukkan bahwa penggandaan semakin cepat berlangsung.

Faktor demografi yang mempengaruhi penambahan atau pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara

1. Kematian (Mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yaitu :

a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang.

b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.

2. Kelahiran (Fertilitas)
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :

1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyaknya bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
3. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali).
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan. .

3. Migrasi

Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.

Faktor-faktor migrasi adalah sebagai berikut :

- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan

Akibat Migrasi

a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.

b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.

c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan imigrasi).


Pengaruh Pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan social

Pertumbuhan penduduk yang terjadi begitu cepat bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti semakin berkurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Dengan semakin berkurangnya lapangan pekerjaan maka akan terjadi kesenjangan ekonomi yang bisa berdampak timbulnya keresahan pada masyarakat yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya tingkat kriminalitas yang diakibatkan oleh banyaknya masyarakat yang frustasi dengan kondisi ekonominya lalu mengambil jalan pintas untuk melakukan tidak kejahatan seperti perampokan, pencurian, dsb.

Di bidang pendidikan pun bisa terkena dampak dari pertumbuhan penduduk. Seperti semakin banyaknya anak usia sekolah yang terpaksa tidak bersekolah karena kekurangan gedung sekolah. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pertambahan yang terjadi tidak dibarengi dengan perbaikan dan pertambahan fasilitas seperti gedung sekolah.

Hubungan antara masalah penduduk dengan pekembangan kebudayaan

Perkembangan kebudayaan bisa terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya atau karena hubungan antara kelompok manusia dengan masyarakat. Kebudayaan tidak mungkin bersifat statis karena kebudayaan bisa berkembang seiringdengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Pertambahan penduduk bisa membawa dampak positif bagi perkembangan kebudayaan, karena semakin banyak masyarakat yang berinteraksi dengan suatu kelompok individu atau masyarakat yang lain dan mengenalkan budaya mereka sendiri maka budaya tersebut bisa dikenal di luar daerahnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

*Tya Lolita Vertika* Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos